About Me

My photo
It's real me...Nothing else to be question marked, Me just simple as you tought. "Everything is possible if there is love and patience"

Thursday, January 27, 2011

Biak the forgotten Island

Saat pertama ada penugasan ke daerah lokasi eksplorasi Minyak dan Gas di daerah Papua (bintuni tepat nya, 2 jam perjalanan lagi dari pulau biak dengan pesawat capung) dari kantor saya yang terdahulu (Services Oil &Gas Company), saya sangat terkesan dan bersemangat untuk dapat segera kesana dalam waktu dekat. Dengan membawa bekal perlengkapan kerja, dan bermacam hal lain nya, satu peralatan yang tidak boleh di lupakan yaitu kamera (meskipun bukan kamera profesional D-SLR). Akhirnya jadwal keberangkatan saya pun ditentukan...yippiieeee, meskipun jadwal kerja di lokasi yang begitu sibuk maupun di jakarta yang tidak bisa kemana-mana setelah hampir 2 tahun Jakarta-biak-jakarta, pada akhirnya saya memiliki satu kesempatan juga untuk dapat menikmati keindahan pulau biak meski hanya dengan waktu 3 jam saja.





 





































Sebagai info tambahan awal nya pulau biak ini adalah sebuah pulau yang memiliki lapangan terbang (Frans Kaisepo) yang biasa digunakan para pesawat untuk transit yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri di era awal tahun kemerdekaan Republik Indonesia (seperti Benua Amerika dan Benua Australia). Namun, entah mengapa atau bagaimana, pada beberapa tahun tearkhir lapangan terbang ini seperti tidak aktif lagi untuk "International Transit". Hingga membuat pulau ini menjadi terlupakan bersama dengan tempat wisata yang begitu jarang sekali dikunjungi para turis.

Setelah menanyakan beberapa info dari orang lokal mengenai tempat wisata apa saja yang dapat di kunjungi, akhirnya berikut daftar yang saya dapatkan:
1. Goa Jepang
2. Taman burung dan Taman Anggrek(di resmikan oleh Alm. Ibu Tien Soeharto)
3. Pantai biak

Karena keterbatasan waktu, akhirnya saya bersama teman bergegas untuk menuju Goa Jepang sebagai tujuan pertama kami berwisata di pulau biak ini.

Yeeeiiii,, akhirnya sampai di tempat tujuan, meski sedikit membingungkan untuk mencapai lokasi. Menurut info dari penjaga wisata ini, ternyata tempat ini adalah salah satu tempat bersejarah bagi para warga jepang, karena pada waktu Perang Dunia 2 (PD2) sekitar tahun 1940an, penduduk jepang melakukan perjalanan untuk mengungsi dari negara nya menuju pulau Hawai. Namun, sebelum mencapai ke Hawai, mereka menemukan pulau Biak ini sebagai tempat pengungsian para penduduk jepang.

Dari bibir pantai biak, mereka membuat sebuah galian yang cukup besar menuju tempat lokasi saya berdiri saat ini (lihat gambar). Di tempat inilah mereka melakukan berbagai aktifitas seperti hal nya tempat para pengunsian. Di berbagai sudut di gunakan sebagai tempat makan, ada juga klinik (pengobatan), tempat penyimpanan senjata perang (pistol, granat, dll), ada juga tempat penyimpanan harta para pengungsi. Akhirnya para sekutu kemudian menemukan lokasi pengungsian dari penduduk jepang ini, dengan menggunakan pesawat perang, mereka memborbardir tempat ini dengan bom bertenaga besar yang menjadikan tempat ini luluh lantah dan membentuk sebuah kawah besar bila dilihat dari atas (lihat gambar).






 



Begitulah sedikit kisah sejarah mengenai tempat ini, mari kita menuju lokasi lain2 nya.. sebelum menuju lokasi, mari berfoto dulu di tempat pemakaman warga jepang yang meninggal (lihat gambar). Dengan anak tangga kami bergegas turuni menuju lokasi Goa Jepang. Meski kami baru berada di bibir Goa ini, suasana mistis kental sekali terasa, hingga bulu rambut di tangan saya jadi berdiri dan merinding (brrr,,,). Dengan rasa terpukau, terpana, terdiam, serta terlena meski ada perasaan takut menghantui akan pesona Goa yang pernah dijadikan sebagai tempat para pengungsi warga Jepang.

Saya dan teman pun segera mengambil posisi untuk berfoto, meski dengan cahaya yang minim, membuat gambar kami sedikit goyang dan kurang fokus, tapi pada akhir nya kami bisa mengabadikan nya... Tidak berlama-lama, segera kami menuju museum sejarah dari tempat ini (tempat berbagai peninggalan yang ditemukan kembali saat pemugaran, seperti keramik, granat, pistol, dll). Untuk lebih jelasnya lihat gambar-gambar berikut (maaf bila ada yang narsis sedikit).
























































Sudah puas dengan tempat bersejarah di Goa Jepang ini, kami segera beranjak menuju Taman Burung dan Taman Anggrek di Biak.. Dengan menempuh waktu kurang dari setengah jam, akhirnya kami sampai di lokasi...Sesaat sampai, perasaan sedih, terluka sangat terasa, mengapa tidak, salah satu taman konservatif untuk burung dan bunga yang di resmikan oleh Alm. Ibu Tien Soeharto berada di Kota Biak ini seperti tidak terawat dan kotor. Miris sekali rasa nya bila melihat perawatan dari tempat ini, karena begitu minim pasokan dari pemerintahan pusat.
Mari kita lihat-lihat isi dari taman burung dan bunga ini. Lagi-lagi saya terpukau dengan tempat ini, meski dengan kondisi seadanya, tapi saya bisa merasakan kedekatan dengan berbagai jenis burung maupun bunga  anggrek yang ada di Taman ini (lihat gambar). Sesaat saya menuju melihat bunga-bunga, ternyata burung kasuari asli papua tidak di masukkan ke dalam kandang mereka, walhasil, saya segera ambil gambar dari burung ini, serta meminta tolong teman saya untuk mengambil gambar saya bersama burung kasuari tersebut (lihat gambar).










Masih ingin berlama-lama di tempat ini, tapi waktu juga yang memisahkan saya dengan tempat ini, melihat waktu yang sangat amat mepet, saya bergegas menuju Lapangan Terbang di Biak (Frans Kaisepo) untuk menuju Jakarta, meski saya tidak dapat menikmati keindahan pantai di pulau biak ini...

Bila ada Tuhan berikan ku kesempatan untuk kembali ke pulau yang terlupakan ini, saya berikan kenangan indah melalui tulisan ini kepada para pembaca. Inilah Biak pulau yang terlupakan.


Salam,
Mahendra






1 comment:

  1. wuah..seneng ya bisa ke biak, tapi kok ga ada photo monumen pesawat peninggalan belanda di lanud manuhua deket franscaisepo..
    salam

    ReplyDelete